Kopi Po: Produksi Kopi Rumahan Kembanglangit

Di balik indahnya perkebunan dan sejuknya udara Dusun Kembanglangit, tersimpan sebuah cerita tentang salah satu usaha rumahan, yaitu Kopi Po. Kopi Po merupakan salah satu UMKM kopi lokal yang ada di RT 3 RW 1 Dusun Kembanglangit, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Kopi Po ini baru terbentuk dua tahun dan masih berfokus pada produksi kopi kecil-kecilan.

Nama Kopi Po sendiri lahir dari panggilan kesayangan anak-anak kepada sang pemilik, yakni “Pippo”. Pemilik usaha kopi tersebut, Ibu Supartinah menjelaskan bahwa nama panggilan tersebut menjadi bagian identitas dari Kopi Po itu sendiri. “Nah itu, anak-anak kan manggilnya bapak itu Pippo. Jadinya Kopi Po gitu” ujar Ibu Supartinah pada Selasa (05/08/2025). 

Pengolahan Kopi Po ini dimulai dari perkebunan kopi milik sendiri yang dipetik langsung oleh keluarga Ibu Supartinah dan selanjutnya diolah secara manual. Biji kopi yang telah dipetik selanjutnya memasuki tahap penumbukan menggunakan lumpang batu. Kemudian dicuci bersih guna mengurangi kandungan air, terutama pada kopi jenis robusta dengan kadar air yang lebih tinggi. Biji kopi selanjutnya akan dijemur hingga kering, kemudian memasuki tahap roasting. Tahap roasting kopi dilakukan di wilayah Kalitengah, sebelum nantinya kopi bubuk siap untuk dipasarkan. 

Biji kopi umumnya dipanen sekali dalam setahun. Kebun kopi milik keluarga Ibu Supartinah yang terletak di area belakang Kafe Kaca Langit dapat menghasilkan 4 hingga 5 kuintal kopi basah dalam sekali panen. Semua kopi yang dihasilkan berasal dari hasil kebun sendiri, tidak bergantung pada pengepul.

Jenis kopi yang diproduksi Kopi Po adalah arabika karena menurut Ibu Supartinah, kopi arabika memiliki cita rasa yang lebih enak dibandingkan dengan jenis kopi robusta. Harga kopi arabika dalam bentuk bubuk dijual seharga 20.000 per 100 gram, sedangkan dalam bentuk biji kering dijual seharga 120.000 per kilogram.

Pemasaran dari Kopi Po masih belum begitu masif. Akan tetapi, beberapa kali mereka mendapatkan pesanan dari luar daerah, tetapi dalam bentuk biji kering, belum berupa bubuk kopi. Pemasaran secara digital belum dimaksimalkan, mereka hanya mengandalkan Facebook dan kontak yang tertera pada kemasan, tanpa ada media sosial usaha resmi. 

Meskipun usaha ini masih berskala kecil dengan proses pengolahan manual, Kopi Po dapat menghasilkan biji kopi dengan kualitas yang tinggi. Kopi Po menunjukkan potensi yang cukup besar untuk berkembang menjadi usaha yang lebih luas lagi.

Bagikan Artikel ini: