Cuan Datang dari Kumbung: Budidaya Jamur Kuping, Untung Datang Tanpa Diundang
Batang- Kisah inspiratif muncul dari salah seorang warga Dusun Kembanglangit (Dwi Antono) yang menjadi pelopor bisnis budidaya jamur kuping. Berasal dari dunia kesenian yang lekat dengan musik dan panggung, kini ia melebarkan sayap menjadi satu-satunya petani jamur kuping di dusunnya. Bukan tanpa alasan, peralihan ini tumbuh dari latar belakang orang tuanya yang ternyata suka berkebun. Selain itu, ide budidaya jamur ini muncul karena keinginannya agar tetap produktif disela terbatasnya ruang ekspresi dalam bidang seni. Bermodalkan semangat belajar dan tekad, ia memulai bisnis jamur kuping secara otodidak dengan memanfaatkan lahan yang tersedia.
Mayoritas warga Dusun Kembanglangit, Kecamatan Blado menggantungkan hidup nya menjadi petani teh dan kopi. Komoditas ini menjadi karakteristik dan sumber penghidupan utama untuk beberapa orang secara turun temurun. Namun, beberapa tahun terakhir omzet yang didapatkan dari perkebunan teh dan kopi semakin menurun. “Untuk budidaya teh omzet nya kadang kurang stabil, karena generasi semakin sedikit yang bisa memetik teh,” ujar Mas Antono.
Jamur kuping dipilih sebagai percobaan awal budidaya karena jenis ini relatif mudah untuk dirawat. “Perawatan jamur kuping tidak terlalu berisiko, untuk jamur jenis ini yang penting jangan telat disiram air, kumbung disterilkan agar tidak ada rayap dan serangga yang masuk,” ucap Mas Antono saat ditemui pada Rabu (06/08/2025). Meskipun usahanya tergolong baru, sekitar tiga bulan, cuan yang dihasilkan mulai terasa.
Hebatnya budidaya ini ia lakukan seorang diri, tanpa campur tangan orang lain. Mulai dari pembuatan baglog, menjaga kelembapan kumbung, mensterilkan kumbung, hingga pemanenan ia lakukan sendiri. “Budidaya jamur ini istilahnya untuk sampingan saja, bagi saya ini sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. InsyaAllah kalau untungnya besar nanti bisa dijadikan prioritas kerja” ucap Mas Antono.
Budidaya jamur yang dijalankan Antono di Dusun Kembanglangit sudah memasuki bulan ketiga dengan hasil yang stabil. Panen dilakukan secara rutin setiap bulan pada tanggal 20 sampai 25 dengan total panen sebesar 1 kuintal. Strategi pemasaran yang digunakan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu eceran dan pengepul. Pengepul lokal biasanya berasal dari batang, sedangkan pengepul luar dari Kota Temanggung dan Klaten. Jamur dijual dengan harga 15.000 per kilogram kepada pengepul. Sementara itu, dijual dengan harga 20.000 per kilogram untuk eceran.
Distribusi masih dilakukan secara sederhana tanpa platform e-commerce. Seluruh pemesanan masih dilakukan secara pribadi melalui Whatsapp dan kunjungan secara langsung. Meski demikian, jalur distribusi yang dilakukan sudah cukup efektif untuk menyalurkan hasil panennya.